Tentang QSec
Celebrate Diversity and Sexuality
Sebelas Desember 2019, saya memutuskan untuk membuat
sebuah blog yang saya beri nama ConQ’s Diary. Seperti namanya “ConQ”, blog saya
berisi informasi seputar LGBTQ+. Lebih dari sekadar informasi, Conq’s Diary menyajikan
kisah hidup dan pergulatan saya mencari jadi diri. Sebagian besar isinya
merupakan sharing pengalaman bagaimana saya berdamai dengan diri saya sendiri
sebagai seorang gay.
Setelah hampir setahun merintis blog, tiba-tiba saja akun
google saya dibanned. Dengan demikian, Conq’s Diary pun ikut lenyap dari
peredaran. Tidak ada penjelasan dari google mengenai penyebab penutupan akun
saya. Hanya saja, saya menduga blog Conq’s Diary adalah penyebabnya. Blog saya tidak
dimonetasi, artinya saya tidak merugi secara finasial. Namun, penbanned itu
tetaplah menyakitkan. Tidak mudah hidup sebagai seorang gay, khususnya di
Indonesia. I have to struggle every single day. Need more than 15 years to
claim my self as a gay. Saat saya mulai berdamai dengan diri sendiri dan memutuskan
membagikan pengalaman saya, blog tempat saya mengungkapkan ekspresi ditutup.
Rasanya seperti kembali mendapat penolakan. Sehina itukah menjadi gay?
Saya menolak untuk menyerah. Menulis sudah menjadi semacam "terapi" bagi saya. Karena itu saya memutuskan
untuk membuat blog baru dengan nama baru. Dan inilah"The QSec". "The Q Sec" terdiri dari dua kata, yakni "Queer" dan "Sec".
Queer merupakan kata dari bahasa inggris, yang secara
harfiah berati aneh. Kata ini merupakan idenitas kebanggan kelompok minoritas
seksual gender. Saya mempertahankan nama Queer (sebelumnya saya mengunakan nama
ConQ) dalam blog untuk menunjukan kebanggan atas idenitas seksual saya.
Kata “Sec” dimaksud sebenarnya adalah “Sex”. Namun, kata “Sec”
yang digunakan, ditarik dari bahasa latin “secare” yang berarti
memotong/terpotong. Kata itu ingin menunjukan bahwa manusia sebagai individu
bukanlah bagian yang utuh. Ketika kita
lahir, kita terpotong(terpisah) dari tubuh ibu kita masing-masing. Dalam
konteks hidup religius, kata ini dimaknai sebagai keterpisahan manusia dari
pencipta akibat dari dosa adam.
Kata secare ingin menujukan bahwa manusia adalah bagian yang terpotong, dari sanalah lahir sebuah sebuah kerinduan untuk menyatu kembali. Inilah alasan mengapa manusia
membutuhkan orang lain. Sebagai individu yang “terbelah” kita membutuhkan orang
lain untuk melengkapi hidup kita. Secara naluri, manusia akan berusaha menjalin
relasi dengan sesamanya. Interaksi sesama manusia merupakan sesuatu yang fundamental
dalam kehidupan. Tak seorangpun sanggup hidup sendirian, kesepian selalu
menjadi ketakutan terbesar manusia.
Dalam sudut pandang saya, naluri itulah yang sebenarnya
disebut dengan seksualitas. Seksualitas sejatinya adalah sebuah energi yang
memberi kita dorongan untuk mencintai. Sebuah energy yang menggerakan kita
untuk berinteraksi dengan sesama, melayani dan bahkan memberikan diri dalam sebuah keintiman. Seksualitas bukan
melulu urusan genital yang tabu untuk dibicarakan. Seksualitas merupakan esensi
dari hidup manusia. Hal ini mencangkup seluruh kehidupan kita. Bagaimana kita
bicara, cara kita berdiri, pemikiran kita semua adalah seksualitas kita.
Seksualitas adalah anugrah terindah dalam hidup dan tercipta dalam keberagaman.
Sebagai suatu anugrah kehidupan, layaklah
keberagman itu dirayakan dengan penuh suka cita. Untuk itulah QSec
hadir. Sebagai sebuah reinkarnasi dari ConQ’s Diary QSec hadir untuk
mempromosikan keberagaman dengan semangat yang lebih besar. Dan Tentu saja untuk
merayakan Seksualitas.
This is The Q Sec

Komentar
Posting Komentar